Peperangan antara Gam dan Tni dikala itu benar-benar telah membuat
kehidupan masyarakat menjadi sangat mencekam. Banyak anak menjadi anak
yatim, pendidikan tidak berjalan dengan normal, ekonomi rakyat menjadi
sangat sempit.
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, setelah bencana gempa dan
tsunami menerjang Aceh pada tanggal 26 desember 2004 melanda, pada
tanggal 15 Agustus 2005 damai yang sudah lama dinanti-nantikan akhirnya
datang juga.
Namun jika kita ingat akan konflik Aceh, kita akan kembali teringat akan
tiga penderitaan orang Aceh yang mudah-mudahan tidak kembali hadir
menyapa.
1. Jalanan zig-zag seperti ular
Ketika Aceh masih dilanda perang saudara, terdapat banyak sekali pos
keamanan dari Tni dan Polri yang didirikan di dekat jalan raya. Salah
satu ciri khas atau tanda kita sedang melewati pos keamanan dari Tni
ataupun polri adalah jalanan yang mendadak berubah menjadi zig-zag.
Di atas badan jalan diletakkan drum minyak serta palang kayu secara
selang seling sehingga membuat setiap kendaraannya yang melintasnya
berlaju secara zig-zag.
Aceh damai, liburan nyaman (Jalanan di Aceh sudah terbebas dari zig-zag seperti ular) |
Mungkin bagi teman-teman yang bukan dari Aceh belum melihat KTP besar
berwarna merah putih yang terdapat teks pancasilanya. Bagi rakyat Aceh
ketika masih berlaku darurat militer KTP besar berwarna merah putih
begitu penting, bahkan bisa dikatakan lebih penting dari sepiring nasi.
KTP merah putih menjadi identitas pembeda antara penduduk sipil dengan pasukan Gerakan Aceh Merdeka.
Meski berukuran sangat besar (4 kali lebih besar dari ukuran ktp biasa)
rakyat Aceh harus membawa kemana saja ktp tersebut. bahkan tidak jarang
ada yang membungkusnya dengan berlapis-lapis dengan plastik pembungkus
gula agar tidak basah ketika hujan melanda.
ktp merah putih yang begitu berarti (indoforum.top) |
Bagi Pria dewasa kebagian jadwal ronda malam adalah sebuah kewajiban
yang tidak dapat dihindarkan. Ronda malam begitu penting dilakukan
ketika Aceh masih dilanda konflik. di dalam sebuah desa bisa terdapat
beberapa pos ronda malam yang memiliki petugas lima sampai dengan enam
orang.
Petugas ronda sangat mengharapkan tidak ada terjadi baku tembak antara
Gam dan Tni disaat mereka melakukan tugasnya. Jika sempat terjadi
peperangan maka para petugas ronda akan kewalahan menerima berbagai
pertanyaan dari pihak Tni/polri yang tidak mau daerahnya ditembus oleh
gerakan aceh merdeka.
tetapi itu semua kini telah menjadi kenangan yang tidak kita harapkan
untuk bisa terulangi kembali. Kondisi damai seperti saat ini merupakan
kondisi yang begitu indah, tak ada lagi darah yang tumpah, tak terdengar
lagi sumpah serapah.
Semoga saja pemimpin yang memimpin setiap sudut negeri tidak serakah untuk menghindari berbagai macam amarah.
EmoticonEmoticon